Menilik Viralnya Bu Tedjo and The Gank

Bukan, bukan bagaimana tentang cerminan ghibahnya yang dirasa relate ke banyak manusia. Tapi cerita tentang sosok-sosok dibaliknya, Bu Tedjo and The Gank, beserta tim Ravacana Films.

Dalam berkarya, viral hanyalah bonusnya.

Meski hanya berbekal kepo tentang ulasan sekadarnya dan sedikit mengintip akun di sosial media, aku dibuatnya terpana. Tak hanya dengan karya-karyanya, tapi juga cerita dibalik layarnya.

Mbak Fauziah (pemeran Bu Tedjo) dan tim mungkin juga tidak menyangka, film yang diproduksi tahun 2018 itu kini bisa membuat dirinya mejeng di layar kaca. Menyala disetiap sinyal berada. Diundang oleh para pemuka. Dan stiker Bu Tedjo dkk yang kini menjadi andalan di setiap chat WA (Whatsapp).

Padahal mungkin yang beliau-beliau tahu hanya soal berkarya. Bahwa mereka melakukan apa yang disuka, sebaik-baiknya. Meski sederhana, dilakukan semaksimal yang mereka bisa.

Bu Tedjo and The Gank adalah satu dari sekian banyak orang yang tidak banyak bicara, tetapi menjadi viral dengan karyanya. Menjadi salah satu penghargaan atas komitmen menjalankan profesinya selama bertahun lamanya. Atas konsistensinya, usaha, dan cintanya dalam berkarya.

Mungkin yang Bu Tedjo and The Gank tahu hanya tentang berkarya. Jika viral, itu hanyalah bonusnya.

Belajar dari Tilik

Dari situ aku belajar, kalau sekarang karya atau kebaikan yang kita perjuangkan belum terasa dampaknya, tidak terkenal, tidak viral karena tidak kontroversial, tenang saja.

Tetap berkarya. Tetap lakukan sebaik dan semaksimal yang kita bisa. Meski banjir peluh dan air mata, atau dada yang sesak dengan komentar tak bersuara.

Tetap berkarya, menebar kebaikan dengan cara yang elegan dan penuh cinta. Jika viral, itu hanya bonusnya.

Tapi... Tak viral di dunia, juga tak mengapa. Sebab sekecil apapun kebaikannya, diam-diam akan tercatat sebagai satu nilai sempurna. Semoga menjadi pemberat pahala lalu menjadi viral di jannahNya. Aamiinn.